This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PERANAN CLOUD COMPUTING TERHADAP KONSUMSI ENERGI


PERANAN CLOUD COMPUTING TERHADAP KONSUMSI ENERGI
BAB I.   PENDAHULUAN
I.A. LATAR BELAKANG
Saat ini pengembangan teknologi komputasi berbasis informasi lebih diarahkan kepada proses pengaplikasian sistem yang mudah dan tidak memerlukan banyak ruang, waktu tenaga dan hemat energi. Sistem teknologi informasi yang ada sekarang ini sangat terbatasi oleh ruang. Ruang server yang dibutuhkan untuk penyimpanan data dan peningkatan kemampuan perangkat keras dalam rangka peningkatan proses komputasi sangat terbatas, dan memerlukan biaya yang tidak murah untuk menambah perangkat yang baru.
Konsep teknologi informasi cloud computing saat ini sedang hangat dibicarakan. Perusahaan – perusahaan besar di bidang TI pun sekarang mencurahkan perhatiannya ke sana. Menurut perusahaan IBM (2010), “Sebuah kemunculan model TI yang baru – cloud computing – dapat secara signifikan mengurangi biaya TI dan kompleksitas sambil meningkatkan pengoptimalan beban kerja dan pelayanan”.
Cloud computing adalah sebuah infrastruktur TI yang digunakan bersama, dimana kumpulan sistem-sistem komputer saling dikaitkan untuk menyediakan layanan TI. Cloud computing mengakses sumber daya “virtual”. Tidak seperti komputasi grid yang mendistribusikan TI untuk pekerjaan tertentu, cloud computing digunakan untuk berbagai kegiatan. Platform – platform ini dapat merupakan layanan yang di – host secara eksternal, tetapi juga digunakan di dalam perusahaan, terutama yang beroperasi secara global. Penggunaan cloud computing akan meningkat dalam dua hingga lima tahun mendatang.
I.B. PERUMUSAN MASALAH
Dengan semakin meningkatnya biaya energi dan keprihatinan akan emisi karbon, kebutuhan akan TI yang hemat energi semakin mendapatkan perhatian yang serius. Secara konsep, penggunaan cloud computing dapat menggunakan sumber daya TI secara efisien, dan mengurangi jumlah daya energi yang dibutuhkan untuk menjalankan pusat data bila dibandingkan dengan system TI konvensional.
I.C.  TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan paper adalah mendapatkan besarnya konsumsi energi dan perkiraan kebutuhan energi cloud computing dimasa yang akan datang. Didalam paper ini juga di bahas mengenai pentingnya solusi kebutuhan konsumsi energi yang ramah terhadap lingkungan.
I.D. METODOLOGI PENULISAN
Metodologi penulisan paper ini terdiri dari 4 Bab sebagai berikut :
BAB I      : Pendahuluan
BAB II     : Dasar Teori
BAB III   : Green Computing dan Cloud Computing
BAB IV   : Prediksi dan Solusi Konsumsi Energi Cloud Computing
BAB V     : Kesimpulan
BAB II.    DASAR TEORI
II.A.        DEFINISI
Cloud computing sebenarnya merupakan sebuah konsep teknologi baru pada saat ini yang memungkinkan para pengguna IT atau lebih dikenal dengan istilah user, untuk menggunakan produk-produk IT dalam bentuk sebuah service, dengan konsep ini perusahaan atau organisasi pengguna service tidak perlu lagi memikirkan infrastruktur teknologi, men-training tenaga ahli, atau membeli lisensi sebuah software. Dengan cloud computing, perusahaan atau organisasi cukup berlangganan satu atau lebih service yang dibutuhkan dengan pembayaran dilakukan per service melalui internet
Cloud computing itu sendiri adalah sebuah paradigma komputasi di mana kapabilitas IT disediakan sebagai layanan berbasis internet  atau dalam kata lain menggunakan Internet-based service untuk meng support business process. Akan tetapi, perkembangannya sangat luar biasa, karena perusahaan-perusahaan besar di bidang IT pun sekarang fokus ke hal ini. Bahkan Microsoft belum lama ini mengumumkan akan segera menyiapkan sistem terbarunya, Windows 7, yang sangat mendukung cloud computing, meskipun belum menjanjikan kapan beredarnya.
Salah satu pendapat mengenai cloud computing ini berasal dari Steven Greve, menurutnya  “Internet bisa dianggap awan besar. Awan berisi komputer yang semuanya saling tersambung. Dari situlah berasal “Cloud”. Jadi semuanya disambungkan ke “Cloud”, atau awan itu.” Yang penting bagi user adalah dapat terhubung ke Internet. Entah melalui jaringan telpon, jaringan kabel, jaringan hotspot, jaringan seluler, atau melalui warnet, yang penting terhubung ke Internet dengan koneksi yang (kalau bisa) cepat dan gratis. Sedangkan computing (komputasi) adalah berbagai pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan perangkat komputer (termasuk ponsel, palmtop, dan perangkat lain). Jadi ringkasnya, cloud computing adalah kegiatan komputasi berbasis Internet.
 II.B.         KARAKTERISTIK CLOUD COMPUTING
Dengan semakin maraknya pembicaraan seputar cloud computing, semakin banyak perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing. Akan sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang akan kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan.
Untuk mudahnya, dari semua definisi yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud computing ideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini :
1. On-Demand Self-Services
Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.
2. Broad Network Access
Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan perangkat lain.
3. Resource Pooling
Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal.
4. Rapid Elasticity
Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita dalam jaringancloud computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.
5. Measured Service
Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan cloud computing dibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.
II.C.        KONSEP CLOUD COMPUTING
Di dalam Cloud Computing ada 3 konsep Cloud Computing sebagai berikut :
  1. Infrastructure as a Service (IaaS) : konsep tertua dimana pengimplementasiannya banyak dilakukan mulai dari penggunaan atau penyewaan jaringan untuk akses Internet, layananDisasterRecoveryCenter, dsb.
  2. Platform as a Service (PaaS) : konsepnya hampir serupa dengan IaaS. Namun Platform disini adalah penggunaan operating system dan infrastruktur pendukungnya. Yang cukup terkenal adalah layanan dari situs Force.Com serta layanan dari para vendor server.
  3. Software as a Service (SaaS) : berada satu tingkat diatas PaaS dan IaaS, dimana disini yang ditawarkan adalah software atau suatu aplikasi bisnis tertentu. Contoh yang paling mutakhir adalah SalesForce.Com, Service-Now.Com, Google Apps, dsb.
II.D.        TIPE CLOUD COMPUTING
Tipe-tipe penerapan (deployment) dari layanan Cloud Computing, yang terbagi menjadi empat jenis penerapan, yaitu:
1. Private cloud
Di mana sebuah infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
2. Community cloud
Dalam model ini, sebuah infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.
Jadi, community cloud ini merupakan “pengembangan terbatas” dari private cloud. Dan sama juga dengan private cloud, infrastruktur cloud yang ada bisa di-manage oleh salah satu dari organisasi itu, ataupun juga oleh pihak ketiga.
3. Public cloud
Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya. Layanan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari public cloud ini.
4. Hybrid cloud
Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal.
II.E.         KELEBIHAN CLOUD COMPUTING
Yang paling menonjol dari komputasi awan adalah kemudahan akses. Untuk mengerjakan suatu pekerjaan kita tidak mesti berada dihadapan satu komputer yang sama. Misal, ada tugas oleh atasan untuk membuat sebuah bahan presentasi dengan format aplikasi power point, karena pada komputer tidak ada aplikasi power point-nya maka kita bisa membuatnya di Google docs ataupun di Skydrive-nya Windows Live. Cukup koneksi ke internet login ke akun google atau windows live, maka kita sudah bisa membuat bahan presentasi secara online.
Fleksibilitas, seperti contoh diatas, bahan presentasi yang kita buat tidak perlu kita simpan di hardisk yang akan memakan ruang space atau mungkin dimasukan ke flashdisk. Dimanapun berada atau kemanapun bepergian file-file tersebut bisa dibuka dimana saja selama ada koneksi internet. Andaikata akan pergi ke perusahaan cabang, tidak perlu lagi repot-repot membawa laptop ke cabang perusahaan, karena semua file-file tersimpan diawan.
Penghematan adalah kelebihan lain dari komputasi awan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan besar. Dengan adanya sistem komputasi awan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi infrastruktur komputer yang memerlukan biaya pengadaan dan perawatan cukup besar, hal ini juga berarti staf IT yang diperlukan tidak terlalu banyak, dan staf IT yang ada tidak terlalu berurusan dengan update, konfigurasi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan komputasi. Dengan adanya komputasi awan, kita juga tidak dihadapkan dengan beban biaya untuk membayar lisensi atas software-software yang kita instal dan kita gunakan, karena semua software sudah bisa digunakan melalui komputasi awan.
II.F.         KEKURANGAN CLOUD COMPUTING
Hal yang paling wajib dalam komputasi awan adalah koneksi internet, internet bisa dibilang jalan satu-satunya jalan menuju komputasi awan, ketika tidak ada koneksi internet ditempat kita berada maka jangan harap bisa menggunakan sistem komputasi awan. Hal ini masih menjadi hambatan khsusnya bagiIndonesia, karena belum semua wilayah di tanah air terjangkau oleh akses internet, ditambah lagi sekalipun ada koneksinya belum stabil dan kurang memadai.
Kerahasiaan dan keamanan adalah salah satu hal yang paling diragukan pada komputasi awan. Kok bisa ?, sangat bisa. Dengan menggunakan sistem komputasi awan berarti kita mempercayakan sepenuhnya atas keamanan dan kerahasiaan data-data kepada perusahaan penyedia server komputasi awan. Contoh paling sederhana adalah ketika sobat menyimpan foto-foto sobat di facebook dengan beberapa konfigurasi privasi yang diberikan kepada kita, maka selebihnya kita mempercayakan keamanan file-file tersebut kepada facebook. Andaikata foto-foto tersebut hilang kita tidak bisa menuntut karena kita memanfaatkan jasa trsebut secara cuma-cuma alias gratis. Saat ini sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan penyedia sewa hosting (server) penyimpanan file semisal 4shared, Indowebster, Ziddu, dan lain-lain, ada yang gratis dan juga yang berbayar.
Kualitas server komputasi awan adalah salah satu pertimbangan terpenting sebelum kita memutuskan untuk menyediakan jasa penyedia server komputasi awan. Bukan tidak mungkin kita akan dirugikan ketik server tempat dimana kita menyimpan file atau akses program sewaktu-waktu akan down atau berperforma buruk, alih-alih kita semakin dimudahkan dengan komputasi awan justru kita malah dirugikan karena kualitas server yang buruk.
II.G.        RESIKO CLOUD COMPUTING
Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud sebaiknya kita mengetahui dan memastikan apa yang dibayar dan apa yang diinvestasikan sepenuhnya memang untuk yang dibutuhkan. Kita harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:
Service level – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan kita untuk memahami service level yang akan didapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
Privacy – Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data kita akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan atau approve dari kita.
Compliance – Kita juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang dimiliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda maka diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
Data ownership – Apakah data kita masih menjadi milik kita begitu data tersebut tersimpan didalam cloud ? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun kita perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
Data Mobility – Apakah kita dapat melakukan share data diantara cloud service ? dan jika kita terminate cloud relationship bagaimana kita mendapatkan data kita kembali ? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah kita memastikan kopi dari data yang telah terhapus ?
BAB III.    GREEN COMPUTING DAN CLOUD COMPUTING
III.A.     DEFINISI GREEN COMPUTING
             Green computing adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya.
Dewasa ini, di dunia semakin terjadi krisis energi. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan manusia pada minyak yang sangat tinggi, yaitu skala 37%. Padahal minyak ini bersifat polutan, yaitu tidak bisa diperbaharui. Diperparah dengan kondisi hutan yang semakin menyempit (deforestasi) dan global warming, maka kondisi dunia semakin kritis. Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat dunia, sebelum semuanya terlambat.
Sebagai manusia IT kita bisa lebih peduli pada kondisi dunia dengan cara IT, maka muncullah fenomena baru dalam dunia komputasi, yaitu green computing ini. Bisnis memiliki tiga unsur yang disebut 3BL, triple bottom lines, yaitu: people-planet-profit. Tiga hal ini saling berkaitan. Pengembangan sistem berbasis TI harus mempertimbangkan seluruh elemen stakeholders, tidak hanya memaksimalkan keuntungan shareholders saja.
III.B.      ELEMEN GREEN COMPUTING
             Green computing memiliki beberapa elemen yang bermain di dalamnya sebagai berikut :
  1. Sustainability, yaitu daur ulang.
  2. Ramah lingkungan
  3. Penggunaan energi secara efisien
  4. Penggunaan sumber daya secara efisien
  5. Mengurangi pekerjaan yang tidak berguna
 III.C.     PENERAPAN GREEN COMPUTING
             Ada beberapa contoh penerapan Green Computing yang dapat diterapkan sebagai berikut :
Green Computing di Data Center
Data center membutuhkan biaya yang besar. Biaya ini dibutuhkan untuk operasional dan maintenance. Permasalah utama adalah untuk: konsumsi listrik, pendingin, dan ruangan.
Solusi:
  1. Teknologi server hemat energi
Yaitu pengaturan clock processor, jika task tidak banyak, maka clock processor dikurangi. Hal ini berguna untuk efisiensi kinerja processor.
Teknologi ini ada pada Intel (speedstep), AMD (coolnow), Sun Microsystem (coolthread). Keuntungan dengan teknologi adalah: hemat energi, karena panas rendah. Dengan panas rendah, maka energi pendingin yang dibutuhkan juga rendah.
  1. Teknologi virtualization
Yaitu: dari satu mesin bisa ada tiga mesin, secara virtual.
Keuntungannya adalah: hemat ruang, energi, kabel, dan optimalisasi mesin.
2.  Teknologi Blade Server
Yaitu teknologi server dengan bentuk fisik horisontal. Bentuk ini dirasa lebih hemat ruang, kabel, dan energi dibanding bila bentuk fisiknya vertikal.
3.  DataCenterPower Efficiency Metrics
Merupakan hasil consorsium oleh The Green Grid. Dengan dua parameter: PUE (Power Usage Efficiency), DCE (Data Center Efficiency).
Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs terhadap 22 data center, menunjukkan nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0.
Green Computing di Workstation
Sebaran konsumsi PC paling besar di monitor. Workstation adalah penyedot energi terbesar di perkantoran.
Solusi:
  1. Teknologi power management, yang terdapat pada BIOS. Melalui ACPI (Advanced Configuration & Power Interface) akan memotong rata-rata 25% konsumsi energi.
  2. Tim klien: hanya menggunakan 50% konsumsi energi
  3. Ganti dengan laptop, karena konsumsi energi jauh lebih kecil.
Green Computing di Lingkungan Kerja
Untuk di lingkungan kerja, ada tiga jenis solusi:
1. Skype, solusi voip (dengan Asterisk)
2. Solusi IM (instant messaging)
3. Solusi unified communication (voip + IM)
Keuntungan:
1. Konvergensi data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
2. Hemat biaya maintenance
3. Hemat biaya operational
4. Hemat biaya energi
5. Hemat space ruang kerja
6. Hemat biaya transportasi
Peluang: teleworker, virtual office, teleconference
Green Computing dari diri sendiri
  1. Tidak harus selalu membeli komputer baru, gunakan: komputer sewaan, bekas/refurbished, atau komputer lama yang masih dapat di-upgrade.
  2. Selalu mencari solusi software terlebih dahulu.
  3. Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.
  4. Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan.
  5. Gunakan monitor LCD daripada CRT, karena lebih hemat energi.
  6. Hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik.
  7. Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen.
  8. Cetak dokumen yang tidak terlalu penting bolak-balik.
  9. Gunakan kertas daur ulang untuk mencetak.
  10. Perkecil ukuran font dan spasi.
  11. Gunakan printer inkjet daripada laser jet.
  12. Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.
  13. Gunakan remote admin ke server daripada menggunakan monitor.
  14. Optimalisasi penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak penting.
III.D.     ALASAN KENAPA CLOUD COMPUTING TERMASUK GREEN COMPUTING
Setidaknya ada beberapa alasan kenapa Cloud Computing termasuk Green Computing seperti Virtualisasi,
VIRTUALISASI
Virtualisasi (Virtualization). Belakangan menjadi sebuah tren baru dalam efisiensi penggunaan resource dan pemanfaatan infrastruktur secara maksimal. Virtualisasi memanfaatkan “space” yang ada pada sebuah physical device untuk dimanfaatkan seolah-olah menjadi sebuah physical device yang lain.
Virtualisasi dalam ilmu komputer adalah istilah umum yang mengacu kepada abstraksi dari sumber daya komputer. Atau bisa dikatakan sebuah teknik untuk menyembunyikan karakteristik fisik dari sumber daya komputer dari bagaimana cara system, aplikasi, atau pengguna berinteraksi dengan sumber daya tersebut. Mengapa disebut “menyembunyikan”, karena secara kasat mata, sumber daya fisik untuk system atau aplikasi tersebut tidak ada. Hal ini termasuk juga dalam membuat sumber daya tunggal (seperti server, sistem operasi, aplikasi, atau media penyimpanan) terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logical, atau dapat juga termasuk definisi untuk membuat beberapa sumber daya fisik terlihat sebagai sumber daya logical.
Istilah virtualisasi sudah digunakan secara luas sejak 1960-an, dan telah diaplikasikan kepada beberapa aspek komputer, dari keseluruhan sistem komputer sampai sebuah kemampuan atau komponen individu. Secara umum semua teknologi virtualisasi mengacu kepada “menyembunyikan detil teknis” melalui enkapsulasi.
Secara fisik, terdapat sebuah physical resource yang terdiri dari dua logical device. Pembagian logical device tersebut dapat dilakukan menjadi beberapa bagian logical dengan cara konvensional dan memiliki keterbatasan pada tingkat maksimum logical device yang bersangkutan. Namun dengan virtualisasi, pembagian logical menjadi lebih dinamis.
Selain itu, pemanfaatan resource pada physical (seperti processor dan memory) menjadi lebih maksimal manakala pada kondisi idle, resource tersebut dapat dimanfaatkan oleh virtual device yang lainnya. Sehingga sebuah physical resource yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Kemudian untuk jenis-nya, terdapat berbagai jenis virtualisasi. Contohnya adalah:
Network Virtualization (VLAN, Virtual IP, Multilink)
  • Memory Virtualization (Pooling Memory Node)
  • Grid Computing (Banyak komputer = satu)
  • Application Virtualization (Messaging, HR, Payroll, dll)
  • Storage Virtualization (RAID, LVM)
  • Platform Virtualization (Virtual Computer)
Lantas mengapa Virtualisasi? Apa keuntungan dan kerugiannya? Keuntungannya adalah:
  • Efisiensi resource
  • Penghematan biaya
  • Mudah dalam maintenance
  • Realibilitas (semakin sedikit physical device, semakin sedikit hardware problem)
  • Backup mudah
Kerugiannya adalah:
  • Bergantung kepada single physical device
  • Harus membuat DRP
  • Sensitif terhadap masalah eksternal (listrik, building, network, dsb)
AUTOMATION SOFTWARE
Kehadiran virtualisasi saja belum memaksimalkan efisiensi energi dan sumber daya. Untuk peningkatan beban kerja yang semakin cepat maka infrastruktur cloud computing bergantung pada perangkat lunak otomatisasi.
Dikombinasikan dengan skill yang tepat serta standar operasional dan arsitektur  maka akan lebih memaksimalkan penggunaan infrastruktur cloud computing dengan memaksimalkan batas rasio konsolidasi dan utilisasi.
Dengan semakin tingginya rasio konsolidasi dan utilisasi maka penggunaan infrastruktur fisik juga akan semakin berkurang yang akan berimbas pada maksimalnya efisiensi energi dan sumber daya dari virtualisasi yang dilakukan.
PAY PER USE AND SELF SERVICE
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis dapat memanfaatkan TI sesuai dengan kebutuhan karena pada umunya penggunaan TI secara bisnis tidak akan berjalan datar.
Apabila diprediksi (Predictable Bursting) maka akan ada periode dimana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.
Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus mengikuti. Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik.
Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.
Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.
Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.
MULTITENANCY
Multitenancy memungkinkan organisasi yang berbeda (awan publik) atau beberapa unit bisnis yang berbeda untuk berada dalam satu awan untuk mendapatkan keuntungan dari infrastruktur yang berbasis cloud computing.
Dengan menggunakan pola penggabungan dari beberapa organisasi dan bisnis unit yang berbeda dalam satu awan maka beban rata – rata akan menjadi lebih kecil. Dikombinasikan dengan otomasi, maka rasio antara beban tertinggi dan rata – rata juga akan mengecil yang akan berimbas pada berkurangnya kebutuhan infrastruktur. Hasilnya adalah efisiensi dan skala ekonomis untuk penggunaan energi dan sumber daya infrastruktur.
Jadi, migrasi beban kerja ke dalam komputasi awan atau mengalokasikan beban kerja baru ke dalam ke dalam lingkungan cloud computing dapat menolong suatu organisasi untuk berkontribusi dalam efisiensi energi.
Gambar di atas adalah analisa George Reese, founder Valtira and enStratus yang menunjukkan bahwa penggunaan penerapan cloud computing akan memberikan efisiensi 18 % sampai dengan 29 % dalam skala ekonomi suatu perusahaan.
BAB IV.    PREDIKSI DAN SOLUSI KONSUMSI ENERGI CLOUD COMPUTING
IV.A.     PREDIKSI CLOUD COMPUTING
Melihat apa yang direlease oleh Greenpeace International maka perkembangan energi untuk pertumbuhan cloud computing akan menjadi 3 kali lipat dibanding tahun 2007. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Sedangkan untuk pertumbuhan emisi atas pertumbuhan data center yang terjadi sampai dengan tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Sebenarnya emisi tersebut dapat dikurangi apabila menggunakan sumber daya energi terbarukan. Apabila kita lihat, maka baru sebagian kecil saja porsi energi terbarukan yang digunakan untuk menghidupkan data center cloud computing sebagai berikut :
Dari tabel di atas, porsi terbesar untuk data center adalah yang dimiliki oleh google yang berlokasi di Dalles, OR.

IV.A.     PERANAN CLOUD COMPUTING SAAT INI
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Forrester pada bulan Juni 2011 maka cloud computing baru berperan cukup penting dalam hal efisiensi energi dan sumber daya. Tetapi masih kurang berperan dalam hal : end of life management, design for environment policies, renewable energy.
Apabila melihat gambar di atas, maka fungsi cloud computing belum maksimal karena secara definisi green computing adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya.
IV.A.     KEY PRINCIPLES FOR CLIMATE AND ENERGY POLICY
Ada 2 prinsip yang harus dipegang berdasarkan apa yang dirilis oleh Green Peace Internasional sebagai berikut :
Reduksi emisi merupakan kewajiban dari negara – negara industri setidaknya harus turun 40 % pada tahun 2020 dibanding emisi yang dihasilkan pada tahun 1990.
  1. Negara – negara industri harus membayar emisi demi terciptanya pendanaan yang cukup setidaknya $ 140 milyar setiap tahunnya untuk mendukung aktivitas energi terbarukan, perlindungan hutan di negara – negara berkembang.
 IV.B.      SOLUSI KONSUMSI ENERGI CLOUD COMPUTING
Apabila dianalisis, ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk membuat cloud computing yang ada saat ini menjadi lebih ramah lingkungan sebagai berikut :
Mengurangi konsumsi energi untuk Server yang meliputi : jaringan, data storage, data network transfer dan server process.
  1. Meningkatkan efisiensi penggunaan energi Data Center yang meliputi : cooling dan power.
  2. Memindahkan server atau data center ke tempat yang lebih baik yang mampu menyediakan sumber daya energi terbarukan dan ramah lingkungan.

BAB V.  KESIMPULAN
Dari hasil penulisan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Teknologi sistem cloud computing akan semakin meningkat dan berkembang dimasa yang akan datang. Konsumsi energi listrik dengan system cloud computing lebih efesien apabila dibandingkan dengan sistem TI konvensional.
  2. Cloud computing memiliki 5 karakteristik utama yaitu : On Demand Self Services, Broad Network Access, Resource Planning, Rapid Elasticity dan Measured Service.
  3. Ada tiga konsep cloud computing : Infrastructure as a service, Platform as a service dan Software as a service. Sedangkan beberapa tipe cloud computing adalah : Private cloud, Community cloud, Public cloud dan Hybrid cloud.
  4. Cloud computing memliki kelebihan sebagai berikut : kemudahan akses, fleksibilitas, penghematan. Sedangkan kekurangan cloud computing adalah sebagai berikut : harus tersedianya koneksi internet, terjaminnya kerahasiaan dan keamanan dan kualitas server dan komputasi.
  5. Beberapa resiko yang harus diperhatikan dalam cloud computing adalah sebagai berikut : service level, privacy, compliance dan data ownership.
  6. Ada beberapa alasan kenapa cloud computing disebut green computing sehingga dapat menghemat penggunaan konsumsi energi yaitu : Virtualisasi, Automation Software, Pay per Use and Self Service, Multitenancy.
  7. Meskipun saat ini cloud computing sudah banyak diterapkan tetapi pada kenyataannya khususnya dalam hal penggunaan energi maka konsumsi penggunaan energi untuk cloud computing semakin meningkat karena memang konsumsi energi terbarukan belum dimanfaatkan secara maksimal untuk cloud computing.
  8. Pada tahun 2020, kebutuhan energy listrik system cloud computing diperkirakan mencapai 1,963.74 Billion kWh dengan tingkat emisi mencapai 1430 MtCO2e.
  9. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi konsumsi energi untuk cloud computing sebagai berikut : mengurangi konsumsi energi, meningkatkan efisiensi penggunaan energi atau memindahkan server atau data center ke tempat yang mampu menyediakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
REFERENSI

Berbagai sumber di Internet
file presentasi :

0 komentar