PERANAN CLOUD COMPUTING TERHADAP KONSUMSI ENERGI
BAB I. PENDAHULUAN
I.A. LATAR BELAKANG
Saat ini pengembangan teknologi
komputasi berbasis informasi lebih diarahkan kepada proses pengaplikasian
sistem yang mudah dan tidak memerlukan banyak ruang, waktu tenaga dan hemat
energi. Sistem teknologi informasi yang ada sekarang ini sangat terbatasi oleh
ruang. Ruang server yang dibutuhkan untuk penyimpanan data dan peningkatan
kemampuan perangkat keras dalam rangka peningkatan proses komputasi sangat
terbatas, dan memerlukan biaya yang tidak murah untuk menambah perangkat yang
baru.
Konsep teknologi informasi cloud
computing saat ini sedang hangat dibicarakan. Perusahaan – perusahaan besar di
bidang TI pun sekarang mencurahkan perhatiannya ke sana. Menurut perusahaan IBM
(2010), “Sebuah kemunculan model TI yang baru – cloud computing – dapat secara
signifikan mengurangi biaya TI dan kompleksitas sambil meningkatkan
pengoptimalan beban kerja dan pelayanan”.
Cloud computing adalah sebuah
infrastruktur TI yang digunakan bersama, dimana kumpulan sistem-sistem komputer
saling dikaitkan untuk menyediakan layanan TI. Cloud computing mengakses sumber
daya “virtual”. Tidak seperti komputasi grid yang mendistribusikan TI untuk
pekerjaan tertentu, cloud computing digunakan untuk berbagai kegiatan. Platform
– platform ini dapat merupakan layanan yang di – host secara eksternal, tetapi
juga digunakan di dalam perusahaan, terutama yang beroperasi secara global.
Penggunaan cloud computing akan meningkat dalam dua hingga lima tahun
mendatang.
I.B.
PERUMUSAN MASALAH
Dengan semakin meningkatnya biaya
energi dan keprihatinan akan emisi karbon, kebutuhan akan TI yang hemat energi
semakin mendapatkan perhatian yang serius. Secara konsep, penggunaan cloud
computing dapat menggunakan sumber daya TI secara efisien, dan mengurangi
jumlah daya energi yang dibutuhkan untuk menjalankan pusat data bila
dibandingkan dengan system TI konvensional.
I.C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan paper adalah
mendapatkan besarnya konsumsi energi dan perkiraan kebutuhan energi cloud
computing dimasa yang akan datang. Didalam paper ini juga di bahas mengenai
pentingnya solusi kebutuhan konsumsi energi yang ramah terhadap lingkungan.
I.D.
METODOLOGI PENULISAN
Metodologi penulisan paper ini
terdiri dari 4 Bab sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan
BAB II : Dasar Teori
BAB III : Green Computing dan Cloud Computing
BAB IV : Prediksi dan Solusi Konsumsi Energi Cloud Computing
BAB V : Kesimpulan
BAB II : Dasar Teori
BAB III : Green Computing dan Cloud Computing
BAB IV : Prediksi dan Solusi Konsumsi Energi Cloud Computing
BAB V : Kesimpulan
BAB II. DASAR TEORI
II.A.
DEFINISI
Cloud computing sebenarnya merupakan sebuah
konsep teknologi baru pada saat ini yang memungkinkan para pengguna IT atau
lebih dikenal dengan istilah user, untuk menggunakan produk-produk
IT dalam bentuk sebuah service, dengan konsep ini perusahaan atau
organisasi pengguna service tidak perlu lagi memikirkan
infrastruktur teknologi, men-training tenaga ahli, atau membeli
lisensi sebuah software. Dengan cloud computing,
perusahaan atau organisasi cukup berlangganan satu atau lebih service
yang dibutuhkan dengan pembayaran dilakukan per service melalui internet.
Cloud computing itu sendiri
adalah sebuah paradigma komputasi di mana kapabilitas IT disediakan sebagai
layanan berbasis internet atau dalam kata lain menggunakan Internet-based
service untuk meng support business process. Akan tetapi, perkembangannya
sangat luar biasa, karena perusahaan-perusahaan besar di bidang IT pun sekarang
fokus ke hal ini. Bahkan Microsoft belum lama ini mengumumkan akan segera
menyiapkan sistem terbarunya, Windows 7, yang sangat mendukung cloud
computing, meskipun belum menjanjikan kapan beredarnya.
Salah satu pendapat mengenai cloud
computing ini berasal dari Steven Greve, menurutnya “Internet bisa
dianggap awan besar. Awan berisi komputer yang semuanya saling tersambung. Dari
situlah berasal “Cloud”. Jadi semuanya disambungkan ke “Cloud”, atau awan itu.”
Yang penting bagi user adalah dapat terhubung ke Internet. Entah melalui
jaringan telpon, jaringan kabel, jaringan hotspot, jaringan seluler, atau
melalui warnet, yang penting terhubung ke Internet dengan koneksi yang (kalau
bisa) cepat dan gratis. Sedangkan computing (komputasi) adalah berbagai
pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan perangkat komputer (termasuk ponsel,
palmtop, dan perangkat lain). Jadi ringkasnya, cloud computing adalah kegiatan
komputasi berbasis Internet.
II.B.
KARAKTERISTIK CLOUD COMPUTING
Dengan semakin maraknya pembicaraan
seputar cloud computing, semakin banyak perusahaan yang mengumumkan
bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing. Akan sangat
membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang akan
kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan.
Untuk mudahnya, dari semua definisi
yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud computing ideal
adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini :
1.
On-Demand Self-Services
Sebuah layanan cloud
computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui mekanisme
swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan penyedia
layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan
aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara
swalayan dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.
2. Broad
Network Access
Sebuah layanan cloud
computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa
pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi
CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat
mengakses layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet,
handphone, tablet, dan perangkat lain.
3.
Resource Pooling
Sebuah layanan cloud
computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya
secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama
oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara
efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal.
4. Rapid Elasticity
Sebuah layanan cloud
computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai
kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat
menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu
juga jika pegawai berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita
dalam jaringancloud computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena
ada berita penting, maka kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.
5.
Measured Service
Sebuah layanan cloud
computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan digunakan
dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan cloud
computing dibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.
II.C.
KONSEP CLOUD COMPUTING
Di dalam Cloud Computing ada 3
konsep Cloud Computing sebagai berikut :
- Infrastructure as a Service (IaaS) : konsep tertua dimana pengimplementasiannya banyak dilakukan mulai dari penggunaan atau penyewaan jaringan untuk akses Internet, layananDisasterRecoveryCenter, dsb.
- Platform as a Service (PaaS) : konsepnya hampir serupa dengan IaaS. Namun Platform disini adalah penggunaan operating system dan infrastruktur pendukungnya. Yang cukup terkenal adalah layanan dari situs Force.Com serta layanan dari para vendor server.
- Software as a Service (SaaS) : berada satu tingkat diatas PaaS dan IaaS, dimana disini yang ditawarkan adalah software atau suatu aplikasi bisnis tertentu. Contoh yang paling mutakhir adalah SalesForce.Com, Service-Now.Com, Google Apps, dsb.
II.D.
TIPE CLOUD COMPUTING
Tipe-tipe penerapan (deployment)
dari layanan Cloud Computing, yang terbagi menjadi empat jenis penerapan,
yaitu:
1. Private cloud
Di mana sebuah infrastruktur layanan
cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud
itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya
pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja
yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
2. Community cloud
Dalam model ini, sebuah
infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang
memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat
keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.
Jadi, community cloud ini merupakan
“pengembangan terbatas” dari private cloud. Dan sama juga dengan private cloud,
infrastruktur cloud yang ada bisa di-manage oleh salah satu dari organisasi
itu, ataupun juga oleh pihak ketiga.
3. Public cloud
Sesederhana namanya, jenis cloud ini
diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya. Layanan-layanan yang sudah
saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari public cloud ini.
4. Hybrid cloud
Untuk jenis ini, infrastruktur cloud
yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud
(private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap
berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang
memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya,
mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa
dipertahankan pada level yang optimal.
II.E.
KELEBIHAN CLOUD COMPUTING
Yang paling menonjol dari komputasi
awan adalah kemudahan akses. Untuk mengerjakan suatu pekerjaan kita tidak mesti
berada dihadapan satu komputer yang sama. Misal, ada tugas oleh atasan untuk
membuat sebuah bahan presentasi dengan format aplikasi power point, karena pada
komputer tidak ada aplikasi power point-nya maka kita bisa membuatnya di Google
docs ataupun di Skydrive-nya Windows Live. Cukup koneksi ke internet login ke
akun google atau windows live, maka kita sudah bisa membuat bahan presentasi
secara online.
Fleksibilitas, seperti contoh
diatas, bahan presentasi yang kita buat tidak perlu kita simpan di hardisk yang
akan memakan ruang space atau mungkin dimasukan ke flashdisk. Dimanapun berada
atau kemanapun bepergian file-file tersebut bisa dibuka dimana saja selama ada
koneksi internet. Andaikata akan pergi ke perusahaan cabang, tidak perlu lagi
repot-repot membawa laptop ke cabang perusahaan, karena semua file-file
tersimpan diawan.
Penghematan adalah kelebihan lain
dari komputasi awan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan besar. Dengan adanya
sistem komputasi awan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi infrastruktur
komputer yang memerlukan biaya pengadaan dan perawatan cukup besar, hal ini
juga berarti staf IT yang diperlukan tidak terlalu banyak, dan staf IT yang ada
tidak terlalu berurusan dengan update, konfigurasi dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan komputasi. Dengan adanya komputasi awan, kita juga tidak
dihadapkan dengan beban biaya untuk membayar lisensi atas software-software
yang kita instal dan kita gunakan, karena semua software sudah bisa digunakan
melalui komputasi awan.
II.F.
KEKURANGAN CLOUD COMPUTING
Hal yang paling wajib dalam
komputasi awan adalah koneksi internet, internet bisa dibilang jalan
satu-satunya jalan menuju komputasi awan, ketika tidak ada koneksi internet
ditempat kita berada maka jangan harap bisa menggunakan sistem komputasi awan.
Hal ini masih menjadi hambatan khsusnya bagiIndonesia, karena belum semua
wilayah di tanah air terjangkau oleh akses internet, ditambah lagi sekalipun
ada koneksinya belum stabil dan kurang memadai.
Kerahasiaan dan keamanan adalah
salah satu hal yang paling diragukan pada komputasi awan. Kok bisa ?, sangat
bisa. Dengan menggunakan sistem komputasi awan berarti kita mempercayakan
sepenuhnya atas keamanan dan kerahasiaan data-data kepada perusahaan penyedia
server komputasi awan. Contoh paling sederhana adalah ketika sobat menyimpan
foto-foto sobat di facebook dengan beberapa konfigurasi privasi yang diberikan
kepada kita, maka selebihnya kita mempercayakan keamanan file-file tersebut
kepada facebook. Andaikata foto-foto tersebut hilang kita tidak bisa menuntut
karena kita memanfaatkan jasa trsebut secara cuma-cuma alias gratis. Saat ini
sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan penyedia sewa hosting (server)
penyimpanan file semisal 4shared, Indowebster, Ziddu, dan lain-lain, ada yang
gratis dan juga yang berbayar.
Kualitas server komputasi awan
adalah salah satu pertimbangan terpenting sebelum kita memutuskan untuk
menyediakan jasa penyedia server komputasi awan. Bukan tidak mungkin kita akan
dirugikan ketik server tempat dimana kita menyimpan file atau akses program
sewaktu-waktu akan down atau berperforma buruk, alih-alih kita semakin
dimudahkan dengan komputasi awan justru kita malah dirugikan karena kualitas
server yang buruk.
II.G.
RESIKO CLOUD COMPUTING
Sebagaimana yang dikatakan sebagai
bisnis service, dengan teknologi cloud sebaiknya kita mengetahui dan memastikan
apa yang dibayar dan apa yang diinvestasikan sepenuhnya memang untuk yang
dibutuhkan. Kita harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:
Service level – Cloud provider
mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau
transaksi. Hal ini mengharuskan kita untuk memahami service level yang akan
didapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan
data recovery.
Privacy – Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data kita akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan atau approve dari kita.
Compliance – Kita juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang dimiliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda maka diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
Data ownership – Apakah data kita masih menjadi milik kita begitu data tersebut tersimpan didalam cloud ? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun kita perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
Data Mobility – Apakah kita dapat melakukan share data diantara cloud service ? dan jika kita terminate cloud relationship bagaimana kita mendapatkan data kita kembali ? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah kita memastikan kopi dari data yang telah terhapus ?
Privacy – Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data kita akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan atau approve dari kita.
Compliance – Kita juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang dimiliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda maka diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
Data ownership – Apakah data kita masih menjadi milik kita begitu data tersebut tersimpan didalam cloud ? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun kita perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
Data Mobility – Apakah kita dapat melakukan share data diantara cloud service ? dan jika kita terminate cloud relationship bagaimana kita mendapatkan data kita kembali ? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah kita memastikan kopi dari data yang telah terhapus ?
BAB III. GREEN COMPUTING DAN CLOUD
COMPUTING
III.A.
DEFINISI GREEN COMPUTING
Green computing adalah perilaku
menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan
efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan
penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya.
Dewasa ini, di dunia semakin terjadi
krisis energi. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan manusia pada minyak yang
sangat tinggi, yaitu skala 37%. Padahal minyak ini bersifat polutan, yaitu
tidak bisa diperbaharui. Diperparah dengan kondisi hutan yang semakin menyempit
(deforestasi) dan global warming, maka kondisi dunia semakin kritis. Hal ini
harus menjadi perhatian masyarakat dunia, sebelum semuanya terlambat.
Sebagai manusia IT kita bisa lebih
peduli pada kondisi dunia dengan cara IT, maka muncullah fenomena baru dalam
dunia komputasi, yaitu green computing ini. Bisnis memiliki tiga unsur yang
disebut 3BL, triple bottom lines, yaitu: people-planet-profit. Tiga hal ini saling
berkaitan. Pengembangan sistem berbasis TI harus mempertimbangkan seluruh
elemen stakeholders, tidak hanya memaksimalkan keuntungan shareholders saja.
III.B.
ELEMEN GREEN COMPUTING
Green computing memiliki beberapa
elemen yang bermain di dalamnya sebagai berikut :
- Sustainability, yaitu daur ulang.
- Ramah lingkungan
- Penggunaan energi secara efisien
- Penggunaan sumber daya secara efisien
- Mengurangi pekerjaan yang tidak berguna
III.C.
PENERAPAN GREEN COMPUTING
Ada beberapa contoh penerapan Green
Computing yang dapat diterapkan sebagai berikut :
Green
Computing di Data Center
Data center membutuhkan biaya yang
besar. Biaya ini dibutuhkan untuk operasional dan maintenance. Permasalah utama
adalah untuk: konsumsi listrik, pendingin, dan ruangan.
Solusi:
Solusi:
- Teknologi server hemat energi
Yaitu pengaturan clock processor,
jika task tidak banyak, maka clock processor dikurangi. Hal ini berguna untuk
efisiensi kinerja processor.
Teknologi ini ada pada Intel
(speedstep), AMD (coolnow), Sun Microsystem (coolthread). Keuntungan dengan
teknologi adalah: hemat energi, karena panas rendah. Dengan panas rendah, maka
energi pendingin yang dibutuhkan juga rendah.
- Teknologi virtualization
Yaitu: dari satu mesin bisa ada tiga
mesin, secara virtual.
Keuntungannya adalah: hemat ruang, energi, kabel, dan optimalisasi mesin.
Keuntungannya adalah: hemat ruang, energi, kabel, dan optimalisasi mesin.
2. Teknologi Blade Server
Yaitu teknologi server dengan bentuk
fisik horisontal. Bentuk ini dirasa lebih hemat ruang, kabel, dan energi
dibanding bila bentuk fisiknya vertikal.
3. DataCenterPower Efficiency
Metrics
Merupakan hasil consorsium oleh The
Green Grid. Dengan dua parameter: PUE (Power Usage Efficiency), DCE (Data
Center Efficiency).
Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs terhadap 22 data center, menunjukkan nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0.
Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs terhadap 22 data center, menunjukkan nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0.
Green
Computing di Workstation
Sebaran konsumsi PC paling besar di
monitor. Workstation adalah penyedot energi terbesar di perkantoran.
Solusi:
- Teknologi power management, yang terdapat pada BIOS. Melalui ACPI (Advanced Configuration & Power Interface) akan memotong rata-rata 25% konsumsi energi.
- Tim klien: hanya menggunakan 50% konsumsi energi
- Ganti dengan laptop, karena konsumsi energi jauh lebih kecil.
Green
Computing di Lingkungan Kerja
Untuk di lingkungan kerja, ada tiga
jenis solusi:
1. Skype, solusi voip (dengan
Asterisk)
2. Solusi IM (instant messaging)
3. Solusi unified communication (voip + IM)
2. Solusi IM (instant messaging)
3. Solusi unified communication (voip + IM)
Keuntungan:
1. Konvergensi data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
2. Hemat biaya maintenance
3. Hemat biaya operational
4. Hemat biaya energi
5. Hemat space ruang kerja
6. Hemat biaya transportasi
1. Konvergensi data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
2. Hemat biaya maintenance
3. Hemat biaya operational
4. Hemat biaya energi
5. Hemat space ruang kerja
6. Hemat biaya transportasi
Peluang: teleworker, virtual office,
teleconference
Green
Computing dari diri sendiri
- Tidak harus selalu membeli komputer baru, gunakan: komputer sewaan, bekas/refurbished, atau komputer lama yang masih dapat di-upgrade.
- Selalu mencari solusi software terlebih dahulu.
- Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.
- Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan.
- Gunakan monitor LCD daripada CRT, karena lebih hemat energi.
- Hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik.
- Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen.
- Cetak dokumen yang tidak terlalu penting bolak-balik.
- Gunakan kertas daur ulang untuk mencetak.
- Perkecil ukuran font dan spasi.
- Gunakan printer inkjet daripada laser jet.
- Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.
- Gunakan remote admin ke server daripada menggunakan monitor.
- Optimalisasi penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak penting.
III.D.
ALASAN KENAPA CLOUD COMPUTING TERMASUK GREEN COMPUTING
Setidaknya ada beberapa alasan
kenapa Cloud Computing termasuk Green Computing seperti Virtualisasi,
VIRTUALISASI
Virtualisasi (Virtualization).
Belakangan menjadi sebuah tren baru dalam efisiensi penggunaan resource dan
pemanfaatan infrastruktur secara maksimal. Virtualisasi memanfaatkan “space”
yang ada pada sebuah physical device untuk dimanfaatkan seolah-olah menjadi
sebuah physical device yang lain.
Virtualisasi dalam ilmu komputer
adalah istilah umum yang mengacu kepada abstraksi dari sumber daya komputer.
Atau bisa dikatakan sebuah teknik untuk menyembunyikan karakteristik fisik dari
sumber daya komputer dari bagaimana cara system, aplikasi, atau pengguna
berinteraksi dengan sumber daya tersebut. Mengapa disebut “menyembunyikan”,
karena secara kasat mata, sumber daya fisik untuk system atau aplikasi tersebut
tidak ada. Hal ini termasuk juga dalam membuat sumber daya tunggal (seperti
server, sistem operasi, aplikasi, atau media penyimpanan) terlihat berfungsi
sebagai beberapa sumber daya logical, atau dapat juga termasuk definisi untuk
membuat beberapa sumber daya fisik terlihat sebagai sumber daya logical.
Istilah virtualisasi sudah digunakan
secara luas sejak 1960-an, dan telah diaplikasikan kepada beberapa aspek
komputer, dari keseluruhan sistem komputer sampai sebuah kemampuan atau
komponen individu. Secara umum semua teknologi virtualisasi mengacu kepada
“menyembunyikan detil teknis” melalui enkapsulasi.
Secara fisik, terdapat sebuah
physical resource yang terdiri dari dua logical device. Pembagian logical
device tersebut dapat dilakukan menjadi beberapa bagian logical dengan cara
konvensional dan memiliki keterbatasan pada tingkat maksimum logical device
yang bersangkutan. Namun dengan virtualisasi, pembagian logical menjadi lebih
dinamis.
Selain itu, pemanfaatan resource
pada physical (seperti processor dan memory) menjadi lebih maksimal manakala
pada kondisi idle, resource tersebut dapat dimanfaatkan oleh virtual device
yang lainnya. Sehingga sebuah physical resource yang ada dapat dimanfaatkan
secara maksimal.
Kemudian untuk jenis-nya, terdapat
berbagai jenis virtualisasi. Contohnya adalah:
Network Virtualization (VLAN,
Virtual IP, Multilink)
- Memory Virtualization (Pooling Memory Node)
- Grid Computing (Banyak komputer = satu)
- Application Virtualization (Messaging, HR, Payroll, dll)
- Storage Virtualization (RAID, LVM)
- Platform Virtualization (Virtual Computer)
Lantas mengapa Virtualisasi? Apa
keuntungan dan kerugiannya? Keuntungannya adalah:
- Efisiensi resource
- Penghematan biaya
- Mudah dalam maintenance
- Realibilitas (semakin sedikit physical device, semakin sedikit hardware problem)
- Backup mudah
Kerugiannya adalah:
- Bergantung kepada single physical device
- Harus membuat DRP
- Sensitif terhadap masalah eksternal (listrik, building, network, dsb)
AUTOMATION
SOFTWARE
Kehadiran virtualisasi saja belum
memaksimalkan efisiensi energi dan sumber daya. Untuk peningkatan beban kerja
yang semakin cepat maka infrastruktur cloud computing bergantung pada perangkat
lunak otomatisasi.
Dikombinasikan dengan skill yang
tepat serta standar operasional dan arsitektur maka akan lebih
memaksimalkan penggunaan infrastruktur cloud computing dengan memaksimalkan
batas rasio konsolidasi dan utilisasi.
Dengan semakin tingginya rasio
konsolidasi dan utilisasi maka penggunaan infrastruktur fisik juga akan semakin
berkurang yang akan berimbas pada maksimalnya efisiensi energi dan sumber daya
dari virtualisasi yang dilakukan.
PAY PER
USE AND SELF SERVICE
Dengan memanfaatkan Cloud Computing,
bisnis dapat memanfaatkan TI sesuai dengan kebutuhan karena pada umunya
penggunaan TI secara bisnis tidak akan berjalan datar.
Apabila diprediksi (Predictable
Bursting) maka akan ada periode dimana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh
mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu
meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.
Untuk skenario “Growing Fast”,
bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus mengikuti.
Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika
sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada
berita menarik.
Skenario “On and Off” adalah
penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan
pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.
Tanpa layanan cloud computing,
ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak
efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun
mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.
Dengan cloud computing, karena
sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka
kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan
sesuai pemakaian.
MULTITENANCY
Multitenancy memungkinkan
organisasi yang berbeda (awan publik) atau beberapa unit bisnis yang
berbeda untuk berada dalam satu awan untuk mendapatkan keuntungan dari
infrastruktur yang berbasis cloud computing.
Dengan menggunakan pola penggabungan
dari beberapa organisasi dan bisnis unit yang berbeda dalam satu awan maka
beban rata – rata akan menjadi lebih kecil. Dikombinasikan dengan otomasi, maka
rasio antara beban tertinggi dan rata – rata juga akan mengecil yang akan
berimbas pada berkurangnya kebutuhan infrastruktur. Hasilnya adalah efisiensi
dan skala ekonomis untuk penggunaan energi dan sumber daya infrastruktur.
Jadi, migrasi beban kerja ke dalam
komputasi awan atau mengalokasikan beban kerja baru ke dalam ke dalam
lingkungan cloud computing dapat menolong suatu organisasi untuk berkontribusi
dalam efisiensi energi.
Gambar di atas adalah analisa George
Reese, founder Valtira and enStratus yang menunjukkan bahwa penggunaan
penerapan cloud computing akan memberikan efisiensi 18 % sampai dengan 29 %
dalam skala ekonomi suatu perusahaan.
BAB IV. PREDIKSI DAN SOLUSI KONSUMSI
ENERGI CLOUD COMPUTING
IV.A.
PREDIKSI CLOUD COMPUTING
Melihat apa yang direlease oleh
Greenpeace International maka perkembangan energi untuk pertumbuhan cloud
computing akan menjadi 3 kali lipat dibanding tahun 2007. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Sedangkan untuk pertumbuhan emisi
atas pertumbuhan data center yang terjadi sampai dengan tahun 2020 adalah
sebagai berikut :
Sebenarnya emisi tersebut dapat
dikurangi apabila menggunakan sumber daya energi terbarukan. Apabila kita
lihat, maka baru sebagian kecil saja porsi energi terbarukan yang digunakan
untuk menghidupkan data center cloud computing sebagai berikut :
Dari tabel di atas, porsi terbesar
untuk data center adalah yang dimiliki oleh google yang berlokasi di Dalles,
OR.
IV.A. PERANAN CLOUD COMPUTING SAAT INI
Berdasarkan informasi yang
dikeluarkan Forrester pada bulan Juni 2011 maka cloud computing baru berperan
cukup penting dalam hal efisiensi energi dan sumber daya. Tetapi masih kurang
berperan dalam hal : end of life management, design for environment policies,
renewable energy.
Apabila melihat gambar di atas, maka
fungsi cloud computing belum maksimal karena secara definisi green computing
adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara
memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan
penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya.
IV.A.
KEY PRINCIPLES FOR CLIMATE AND ENERGY POLICY
Ada 2 prinsip yang harus dipegang
berdasarkan apa yang dirilis oleh Green Peace Internasional sebagai berikut :
Reduksi emisi merupakan kewajiban
dari negara – negara industri setidaknya harus turun 40 % pada tahun 2020
dibanding emisi yang dihasilkan pada tahun 1990.
- Negara – negara industri harus membayar emisi demi terciptanya pendanaan yang cukup setidaknya $ 140 milyar setiap tahunnya untuk mendukung aktivitas energi terbarukan, perlindungan hutan di negara – negara berkembang.
IV.B.
SOLUSI KONSUMSI ENERGI CLOUD COMPUTING
Apabila dianalisis, ada beberapa
aktivitas yang dapat dilakukan untuk membuat cloud computing yang ada saat ini menjadi
lebih ramah lingkungan sebagai berikut :
Mengurangi konsumsi energi untuk
Server yang meliputi : jaringan, data storage, data network transfer dan server
process.
- Meningkatkan efisiensi penggunaan energi Data Center yang meliputi : cooling dan power.
- Memindahkan server atau data center ke tempat yang lebih baik yang mampu menyediakan sumber daya energi terbarukan dan ramah lingkungan.
BAB V. KESIMPULAN
Dari hasil penulisan diatas maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
- Teknologi sistem cloud computing akan semakin meningkat dan berkembang dimasa yang akan datang. Konsumsi energi listrik dengan system cloud computing lebih efesien apabila dibandingkan dengan sistem TI konvensional.
- Cloud computing memiliki 5 karakteristik utama yaitu : On Demand Self Services, Broad Network Access, Resource Planning, Rapid Elasticity dan Measured Service.
- Ada tiga konsep cloud computing : Infrastructure as a service, Platform as a service dan Software as a service. Sedangkan beberapa tipe cloud computing adalah : Private cloud, Community cloud, Public cloud dan Hybrid cloud.
- Cloud computing memliki kelebihan sebagai berikut : kemudahan akses, fleksibilitas, penghematan. Sedangkan kekurangan cloud computing adalah sebagai berikut : harus tersedianya koneksi internet, terjaminnya kerahasiaan dan keamanan dan kualitas server dan komputasi.
- Beberapa resiko yang harus diperhatikan dalam cloud computing adalah sebagai berikut : service level, privacy, compliance dan data ownership.
- Ada beberapa alasan kenapa cloud computing disebut green computing sehingga dapat menghemat penggunaan konsumsi energi yaitu : Virtualisasi, Automation Software, Pay per Use and Self Service, Multitenancy.
- Meskipun saat ini cloud computing sudah banyak diterapkan tetapi pada kenyataannya khususnya dalam hal penggunaan energi maka konsumsi penggunaan energi untuk cloud computing semakin meningkat karena memang konsumsi energi terbarukan belum dimanfaatkan secara maksimal untuk cloud computing.
- Pada tahun 2020, kebutuhan energy listrik system cloud computing diperkirakan mencapai 1,963.74 Billion kWh dengan tingkat emisi mencapai 1430 MtCO2e.
- Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi konsumsi energi untuk cloud computing sebagai berikut : mengurangi konsumsi energi, meningkatkan efisiensi penggunaan energi atau memindahkan server atau data center ke tempat yang mampu menyediakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
REFERENSI
Berbagai sumber di Internet
file presentasi :